Rabu, 17 Mei 2017

Tegar

Tak ada hal istimewa yang terjadi di hari hariku. Semuanya biasa saja, bahkan terkesan sedih.
Seakan semua warna dunia tertutup perih oleh mu. 
Kenapa cinta selalu memiliki sengsaranya.
Kenapa ia seolah tak pernah memihakku.

Harus bagaimana lagi aku berdiri disaat lautan air mata melintasi kakiku.
Harus bagaimana aku menutup mata sedangkan kegelapan begitu menyeramkan.
Bagaimana mungkin aku sanggup melangkah sedangkan di sekelilingku hanya ada lembah lembah kepedihan.

Aku fikir, aku akan cukup tegar melalui situasi yang tercipta oleh perbuatanku sendiri.
Ternyata semua melebihi bayanganku. Jauh melampaui perkiraanku.
Ini begitu menyiksa, sengsara, ketakutan, dan bahkan meyebabkan trauma yang cukup besar.

Seharusnya cinta itu bahagia, bukan seperti ini.
Bukan menghancurkan hati hingga sulit percaya untuk jatuh hati lagi, bukan.

"Mengapa kau selalu datang melukai hatiku?"
 Tanyaku pada cinta
"Selimuti hatimu dengan ketulusan makan duriku takkan pernah mampu menggoreskan luka.."
 Jawab cinta


Lama ku termenung, sangat lama.
Hingga cinta perlahan mulai samar. Terkikis oleh waktu yang terus berputar. Dan ku fikir ia akan menghilang.
Tetapi tidak, ia hanya lebih menyakitkan.
Bahkan hati yang tercipta oleh berlian sekalipun akan melebur olehnya.

Tapi apakah kau juga merasakan kepedihan ini ?
Atau hanya aku seorang? Sudah benar benar musnahkah "aku" dalam dirimu?
Aku mencintaimu, biarlah ini urusanku.
Selanjutnya tentang bagaimana kamu kepadaku,
biarlah itu urusanmu.

Aku hanya menikmati kesenangan dalam kepedihan ini.
Sensasi yang ku dapatkan oleh perih dan duka.
Aku hanya ingin seperti jam diding untukmu.
Dilihatmu atau tidak, aku akan tetap berdenting.
Dilihatmu atau tidak, aku akan tetap berputar.

Walaupun kau tak pernah mengucapkan terima kasih. Aku akan tetap disini.
Setiap jam, setiap menit, bahkan detik.
Aku akan terus mengasihimu. Walaupun kau mungkin takkan pernah menilai atau memperhatikannya.
Dan bukan apa yang ada pada dirimu, aku menyayangimu karna apa yang terjadi padaku saat bersamamu.

Pergilah kemana pun kau mau. Main lah dengan sebanyak hati yang kau inginkan. Tapi saat hatimu benar benar butuh kehangatan cinta dan kasih. Kembalilah, kapanpun kau mau. Kapanpun itu. Aku akan tetap tegar menantikan kepulanganmu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar